Minggu, 11 Januari 2015

Etika Buang Hajat

Sahabat Muslimin dan Muslimat, dimanapun anda berada yang dirahmati Allah.SWT. Begitu sempurnanya Islam, hingga mengajarkan kepada kita semua bagaimana Etika ataupun cara saat buang air. Hendaknya kita yang berbangga sebagai umat Nabi Muhammad ini, tidak lalai dalam perkara yang terlihat sepele padahal berpengaruh besar ini.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bersihkanlah diri dari kencing. Karena kebanyakan siksa kubur berasal dari bekas kencing tersebut.” Diriwayatkan oleh Ad Daruquthni.
Diriwayatkan pula oleh Al Hakim, “Kebanyakan siksa kubur gara-gara (bekas) kencing.” Sanad hadits ini shahih.
Berikut ini sunah Rasulullah mengenai buang air besar maupun kecil, yang mudah-mudahan senantiasa kita amalkan:
1. Menjauh dan Menutup Aurat dari Manusia
Sering mencium bau pesing di terminal atau pohon-pohon di taman karena banyaknya orang yang buang air sembarangan? Sungguh hal ini telah menyalahi sunah Rasulullah yang menyuruh kita untuk memperhatikan rasa malu ketika buang air!
Lihatlah Panutan kita, Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Mughiroh bin Syu’bah -radhiyallahu ‘anhu:
“Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-, apabila pergi ke tempat pembuangan air, maka beliau menjauh". [HR. Abu Dawud (1), At-Tirmidziy (20), An-Nasa’iy (17), dan Ibnu Majah (331). Di-shohih-kan Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (1159)]
Buang air lah di WC, atau kalaupun sudah tidak tahan sementara tidak ditemukan WC di dekat situ, maka menjauhlah dari tempat yang biasa dilewati orang banyak!
2.Jangan Buang Air di Jalan, Tempat Berteduh Manusia, dan Telaga
Ada beberapa tempat yang harus dijaga dari kotoran manusia, karena merupakan fasilitas orang banyak, dan tempat aktifitas mereka. Karenanya, Allah melaknat orang yang mengotori tempat umum. Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
"Waspadailah perbuatan-perbuatan yang bisa mendatangkan laknat : Buang air di sumber mata air, tengah jalan, dan naungan (manusia)". [HR. Abu Dawud (26), dan Ibnu Majah (328). Di-hasan-kan oleh Al-Albaniy dalam Al-Irwa’ (62)]
Muhaddits Negeri India, Al-Allamah Syamsul Haq Al-Azim Abadiy-rahimahullah- berkata dalam mengomentari hadits seperti ini, "Hadits ini menunjukkan haramnya buang air di jalanan manusia, atau naungan mereka, karena hal itu akan mengganggu kaum muslimin dengan menajisi orang yang lewat pada tempat itu, dan mengotorinya". [Lihat Aunul Ma’bud (1/31), cet. Dar Al-Kutub Al-Ilmiyyah, 1415 H]

3.Tidak Buang Air pada Air Tergenang
Terbayang betapa joroknya buang air di tempat yang airnya tidak mengalir? Tentu saja air kencing atau kotoran itu akan membuat najis air tergenang tersebut dan pastilah dapat menjadi sumber penyakit.
Maka Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- melarang buang air pada air tergenang. Dari Jabir -radhiyallahu ‘ anhu- dari Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bahwa,
"Beliau melarang kencing pada air yang tergenang". [HR. Muslim dalam Shohih-nya (281)]

4. Berdo’a Sebelum Masuk ke Tempat Pembuangan Air
Tempat buang kotoran adalah salah satu tempat favorit jin, oleh karena itu jangan sampai kita lupa membaca doa!
Anas -radhiyallahu ‘anhu- berkata, "Dulu Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- jika hendak masuk ke tempat pembuangan air, maka beliau berkata (berdo’a),
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari para setan laki-laki, dan perempuan". [HR. Al-Bukhoriy (142), dan Muslim (375)]

5.Tak Menghadap ke Arah Kiblat dan tidak pula Membelakanginya
"Jika kalian mendatangi tempat pembuangan air, maka janganlah menghadap kiblat, dan jangan pula membelakanginya saat kencing, maupun BAB". [HR. Al-Bukhoriy (394), dan Muslim (264)]

6. Menjaga badan dan Pakaian Najis Tinja & Kencing
Perhatikanlah jangan sampai pakaian kita terpercik air kencing atau terkena tinja, karena pakaian yang terkena najis sudah pasti tidak layak untuk kita gunakan saat shalat.
Ibnu Abbas -radhiyallahu ‘anhu- berkata,
"Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- pernah melewati dua kubur seraya bersabda, "Sesungguhnya kedua (penghuni)nya disiksa, sedang ia tak disiksa karena perkara besar (menurut sangkaanya, pen). Bahkan itu (sebenarnya) adalah perkara besar. Adapun salah satu di antaranya, ia melakukan adu domba. Adapun yang kedua, ia tidak berlindung dari (percikan) kencingnya".". [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya (216), dan Muslim dalam Shohih-nya (111)]

7. Cebok dengan Tangan Kiri, bukan dengan Tangan Kanan  
"Adalah tangan kanan Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- untuk wudhu’nya, dan makannya; tangan kirinya untuk cebok, dan sesuatu yang kotor". [HR. Abu Dawud dalam Sunan-nya (33). Hadits ini di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy Al-Atsariy dalam Irwa’ Al-Gholil (93)]
Jadi, ketika cebok, pakailah tangan kiri; saat makan dan minum, maka pakailah tangan kanan. Jangan seperti sebagian orang jahil, ia makan dengan tangan kirinya yang dipakai cebok dan membersihkan kotoran. Meskipun seorang yang kidal, tetap harus berlatih untuk mahir menggunakan kedua tangan.
Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- juga pernah bersabda,
"Janganlah seorang di antara kalian memegang kemaluannya dengan tangan kanannya, sedang ia kencing; jangan cebok dari kotoran dengan tangan kanan, dan jangan bernafas dalam wadah/gelas (saat minum)". [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya (153), dan Muslim dalam Shohih-nya (267)]

8. Istinja’ (Cebok) dengan Menggunakan Air atau batu
Sarana terbaik membersihkan tinja adalah air. Anas bin Malik-radhiyallahu ‘anhu- berkata,
"Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- pernah memasuki tempat pembuangan air. Maka aku pun dan seorang bocah sebaya denganku datang membawa seember air dan tombak kecil, lalu beliau pun ber-istinja’ (cebok) dengan air". [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya (152), dan Muslim (271)]
Jika suatu saat kita tak menemukan air, maka kita boleh menggunakan tiga buah batu, atau tissue ketika ber-istinja’.Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
"Jika seorang di antara kalian pergi buang air, maka hendaknya ia membawa tiga batu yang dipakai untuk istinja’, karena (tiga) batu tersebut mencukupi baginya (untuk cebok)". [HR. Abu Dawud (40), dan An-Nasa’iy (44)]
Namun ada benda-benda yang tak boleh digunakan cebok, sebab telah ada larangan Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- dari menggunakannya.Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
"Jangan cebok dengan menggunakan tahi binatang, dan tulang-belulang, karena itu adalah makanan saudara-saudara kalian dari kalangan jin". [HR. At-Tirmidziy dalam As-Sunan (18), dan An-Nasa’iy dalam As-Sunan Al-Kubro (39). Di-shohih-kan Al-Albaniy dalam Takhrij Al-Misykah (350)]

9. Menggosokkan Tangan pada Tanah Usai Istinja’
Usai cebok, kita dianjurkan untuk menggosokkan tangannya ke tanah demi membersihkan tangan dari sisa dan bau tinja, karena sesungguhnya tanah itu suci dan mensucikan.
Boleh juga memakai sabun dan pengharum lainnya. Namun menggosokkan tangannya ke tanah lebih utama, karena demikianlah petunjuknya dalam sunnah, wallahu a’lam !
Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu- berkata,
"Dulu Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- jika mau buang air, maka aku bawakan air dalam bejana atau timba kecil. Lalu beliau beristinja’, kemudian menggosokkan tangannya pada tanah. Lalu aku bawakan bejana lain, kemudian beliau berwudhu’". [HR. Abu Dawud (45). Di-hasan-kan oleh Al-Albaniy dalam Takhrij Al-Misykah (360)]

10. Berdoa Ketika Keluar WC
Bisa melakukan buang air kecil maupun besar adalah nikmat, oleh karena itu selepas keluar WC pun kita perlu mengucap doa.
A’isyah -radhiyallahu ‘anha- berkata, "Jika beliau (Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam) keluar dari WC, maka beliau berdo’a,
"Aku memohon ampunan-Mu". [HR. Al-Bukhoriy dalam Al-Adab Al-Mufrod (693), Abu Dawud dalam As-Sunan (30), At-Tirmidziy dalam As-Sunan (7), dan Ahmad (6/155 no. 25261). Hadits ini di-shohih-kan oleh Al-Hakim, Abu Hatim Ar-Roziy, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, Ibnul Jarud, An-Nawawiy, Adz-Dzahabiy, Al-Albaniy sebagaimana dalam Al-Irwa’ (1/91). Demikian pula hadits ini di-hasan-kan oleh Syu’aib Al-Arnauth dalam Takhrij Al-Musnad (no. 25261), dan Abu Ishaq Al-Huwainiy dalam Ghouts Al-Mukdud (1/51)]

Demikian sunah buang air yang merupakan bagian dari ajaran Islam yang begitu sempurna, semoga bermanfaat.
Share this article

0 comments:

Posting Komentar

 
© 2014-2015 Remaja Masjid Asy-Syifa' • All Rights Reserved.
| website | by S Pelangi • About Us RMA Online
back to top